
tumbuhanberkhasiat.web.id Pada artikel kali ini kami akan memberikan artikel mengenai Penyelidikan Terhadap Temulawak.Berikut ini artikel yang memberikan ulasan dan pembahasan mengenai Penyelidikan Terhadap Temulawak.
Kandungan dan senyawa kimia dalam temulawak
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Pati merupakan komponen terbesar dalam rimpang temulawak. Pati biasanya berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid.Kurkuminoid adalah zat pemberi warna kuning pada temulawak dan kunyit. Dalam temulawak terkandung:
0,37% abu
1,52% protein
1,35% lemak
0,80% serat
79,96% karbohidrat
15 ppm kurkumin
11,45 ppm kalium
6, 38 ppm natrium
19,07 ppm kalsium
12,72 ppm magnesium
6,38 ppm zat besi
0,82 ppm mangan
0,02 ppm kadmium
*) Ppm (part per million) atau bagian per sejuta, merupakan satuan konsentrasi yang dinyatakan dalam mg/Kg.
Selain itu, ada tiga zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak, yaitu:
Germakron, antiradang dan menghambat pembengkakan.
P-toluilmetillkarbinol dan seskuiterpen d-kamper, meningkatkan produksi dan empedu.
Tumeron, antimikroba.
Perbedaan kunyit dan temulawak
Jika dilihat sekilas, kunyit dan temulawak tampak sangat mirip. Bahkan manfaat kunyit dan temulawak cukup mirip. Oleh karena itu, tak jarang banyak orang keliru saat mengenali keduanya. Agar tak salah pilih, berikut perbedaan kunyit dan temulawak yang perlu diketahui:
Daun
Kunyit memiliki daun tunggal dengan bentuk memanjang hingga 20-40 cm dengan lebar daun 8-12,5 cm. Daunnya memiliki bentuk seperti tulang yang menyirip dengan warna hijau pucat. Daun kunyit memiliki ujung dan pangkal yang runcing dengan tepi daun yang rata. Sementara itu, temulawak memiliki daun yang lebar dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang.
Batang
Kunyit memiliki batang semu dengan tinggi 40-100 cm. Sementara temulawak memiliki batang semu dengan tinggi mencapai 2,5 meter.
Rimpang
Rimpang kunyit bercabang-cabang sehingga membentuk rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang berupa batang yang berada di dalam tanah.Rimpang kunyit biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh ke samping, mendatar, dan melengkung. Tunas berbuku-buku pendek dengan bentuk lurus atau melengkung. Warna kulit rimpang kunyit biasanya jingga kecokelatan atau berwarna terang agak kuning kemerahan.Sementara itu, rimpang temulawak biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kunyit. Satu hal lain yang cukup mencolok antara temulawak dan kunyit, yaitu daging kunyit berwarna lebih pekat alias oranye kemerahan, sedangkan temulawak biasanya berwarna kuning pudar. Temulawak juga memiliki rasa yang lebih pahit dibandingkan dengan kunyit.
Bunga
Kunyit memiliki bunga majemuk, berambut, dan bersisik. Mahkotanya memiliki panjang 3 cm dan lebar 1,5 cm berwarna kuning dengan kelopak berbentuk silindris.Sementara itu temulawak biasanya memiliki bunga berwarna putih kemerahan atau kekuningan. Panjang tangkai bunganya sekitar 1,5 sampai 3 cm dengan bunga yang langsung keluar dari rimpang. Bunga utamanya berwarna merah dengan kelopak hijau muda dan pangkal bunga berwarna ungu.
Manfaat temulawak untuk kesehatan
Curcuma xanthorrhiza dapat dimanfaatkan sebagai obat, penyedap masakan, minuman, serta pewarna alami untuk makanan dan kosmetik. Manfaat temulawak sebagai obat sudah cukup lama dikenal dan diketahui, baik di dalam maupun luar negeri. Berikut berbagai manfaat temulawak untuk kesehatan:
1. Mengatasi masalah sistem pencernaan
Manfaat temulawak yang pertama adalah merangsang produksi cairan empedu di kantong empedu. Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan dalam tubuh.Tidak hanya itu, menurut para ahli, temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan.Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi temulawak setiap harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak mengonsumsi temulawak.
2. Mengatasi osteoarthritis
Manfaat temulawak lainnya, yaitu membantu pasien yang mengalami osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif, di mana sendi-sendi menjadi terasa sakit dan kaku.Hal ini juga dibuktikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan di dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa efek temulawak hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit) yang diberikan pada pasien osteoarthritis
3. Mencegah serta membantu pengobatan kanker
Walaupun masih sangat sedikit penelitian yang tersedia terkait manfaat temulawak dengan pengobatan kanker, beberapa ahli percaya akan khasiat tanaman ini. Temulawak dapat berguna untuk membantu pengobatan kanker prostat, kanker payudara, dan kanker usus.Manfaat temulawak ini didukung dengan sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2001, yang menyatakan bahwa temulawak dapat menghambat pertumbuhan serta perkembangan kanker prostat.Para peneliti dari University of Maryland Medical Center menjelaskan bahwa bahan-bahan herbal mungkin bisa membantu menghentikan pertumbuhan kanker berkat zat antioksidan yang terkandung di dalam obat herbal, termasuk temulawak.
4. Obat antiradang
Temulawak mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat produksi prostaglandin E2 yang memicu peradangan. Oleh karena itu, kandungan antiradang di dalamnya membantu mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi.
5. Antibakteri dan antijamur
Temulawak mengandung berbagai senyawa antibakteri dan antijamur. Kandungan antibakteri dalam temulawak memiliki manfaat terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri jenis Staphylococcus dan Salmonella. Sementara senyawa antijamurnya cukup ampuh menghilangkan jamur dari golongan dermatofita.
6. Obat jerawat
Dalam dunia kecantikan, temulawak juga bisa digunakan sebagai obat jerawat. Ini karena temulawak memiliki sifat astringent. Astringent bermanfaat untuk mengurangi produksi minyak dari kelenjarnya. Selain itu, kandungan antiseptik di dalamnya juga bisa membantu membersihkan kulit dari bakteri penyebab jerawat. Dengan begitu, jerawat yang meradang akan berangsur membaik dan sembuh.
7. Menjaga kesehatan liver
Dilansir dari Scientific Researh Journal, ekstrak temulawak terbukti memiliki manfaat dalam melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon tetraklorida dan acetaminophen. Hepatotoksin adalah bahan kimia yang menyebabkan efek buruk pada hati. Dengan begitu, temulawak menjadi salah satu bahan alami yang bisa dijadikan pilihan untuk membantu menjaga kesehatan hati Anda.
Baca Juga : Selidiki Tanaman Untuk Berbagai Penyakit
8. Obat diuretik
Manfaat temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan, yaitu sebagai obat diuretik alami. Diuretik merupakan zat yang membantu membersihkan tubuh dari garam (natrium) dan air, sehingga tak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. Zat ini merangsang ginjal untuk melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urine.
Manfaat diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil kelebihan cairan dari pembuluh darah. Proses ini membantu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh Anda. Biasanya diuretik sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah, mengobati, dan memperbaiki masalah seperti:
Gagal jantung
Gagal hati
Pembengkakan jaringan (edema)
Masalah pada ginjal
9. Antispasmodik
Minyak Curcuma xanthorrhiza ternyata juga memiliki manfaat sebagai antispasmodik. Dilansir dari pusat informasi obat nasional, antispasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot polos. Artinya, obat ini bisa merilekskan otot halus di usus dan mencegahnya dari kejang.Obat antispasmodik biasanya bermanfaat untuk mengatasi kondisi Irritable Bowel Syndrome (IBS). IBS adalah kondisi saat usus besar mengalami gangguan akibat kontraksi otot yang tidak normal. Akibatnya, orang dengan IBS akan mengalami berbagai gejala seperti:
Sakit perut
Kembung
Diare
Kram perut
Sembelit
Dengan kandungan antispasmodiknya, temulawak bisa menjadi salah satu obat alami yang bisa membantu meringankan gejala IBS. Biasanya, sebagai obat, antispasmodik dikonsumsi 30 hingga 60 menit sebelum makan.